kadang ladang aku ingin mengigatmu lagi, sekalipun kau adalah yang paling menyakitkan. kuingat kembali, bahwa dulu pernah ada bahagia yang
berakhir luka. Aku yang dulu pernah mencintaimu dengan sangat dalam. Aku yang
dulu pernah begitu percaya, bahwa kau akan menjadi alasan bahagia satu-satunya.
Aku pernah menanam banyak doa-doa dihatiku Memupuknya agar terus tumbuh dan
semakin bertambah. Dengan tabah kujaga hatiku untukmu. Namun ternyata kau
enggan merawatnya, kau memilih melepas paksa hatiku demi dia yang demikian kau
cintai.
Aku pernah
mempertaruhkan hidupku hanya untuk tetap berada di hadapmu. Bahkan saat kau tak
lagi peduli dengan apa saja yang aku hadapi. Aku tetap saja ingin selalu
memperjuangkanmu. Waktu itu bagiku, kau
pernah begitu berarti –seseorang yang
dengan sangat kuharapkan membalas perasaanku. Orang yang tak lagi ingin kuganti
dengan yang lain. Namun akhirnya kau tetap memilih orang lain.
Aku kira patah hati
tak pernah mampu membuatku jatuh cinta lagi. karena aku rasa, semua pria sama saja. Namun aku salah. Waktu memberi penjelasan atas
segalanya, bahwa secinta apa pun aku dulu kepadamu. Pada akhirnya, orang yang
melukai tak selayaknya diperjuangkan lagi. Setelah patah hati dan lelah yang
panjang, aku paham, cinta baru selalu akan datang. Meski patah hati bisa saja terulang. Tidak ada
alasan untuk tidak bahagia. Itulah mengapa setiap orang patah hati tetap harus
belajar membuka hatinya.