Awan belum sudi berganti posisi dengan matahari, sementara rintik rintik gerimis
masih bermanja dengan langit biru dengan menawarkan warna kegelapan. Hari ini
cuaca tampak bersahabat denganku, mereka seolah mengerti dengan apa yang
kurasakan. Entahlah, aku sendiri tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaanku
sekarang.
kuambil secangkir kopi, kuseduh dengan pelan
agar aku bisa dengan mantap menikmatinya. Namun aku tidak sabaran, ingin
kuminumkan saja kopi itu semuanya, namun aku takut habis. Hahaha bodohnya aku, seperti itulah
kisah cintaku. Menepi diujung, namun tak berakhir. Dan jika aku kembali ke
start awal mula, semua suasana sudah tampak berbeda. Ohh cintaaaa
Aku terkenal tidak membutuhkan siapa-siapa.
Itu kalimat bukan menunjukkan kesombongan, melainkan pernyataan, bahwa aku
lebih baik menjalani semuanya sendirian.
S-I-L-V-I-A !!!
itulah namaku, dibilang remaja bukan, dibilang dewasa juga bukan. Aku wanita
separuh baya. Terlahir dengan sesederhana mungkin, namun aku tetap bersyukur.
Tidak mewah, tidak juga kekurangan.
Aku pernah mencintai satu pria yang benar
benar aku yakini, bahkan aku tekun selalu dalam mendoakannya, kalaupun aku
absen mendoakannya dimalam hari, mungkin itu karena aku terlalu lelah dengan
kesibukan di pekerjaanku yang sekarang. Kami telah menghabiskan banyak
kenangan, aku mencintainya dengan penuh, hal itu membuatku tak selera lagi
dengan pria yang lain selain dia.
Ini bukan soal lebay, jika seseorang yang
mengatakan cinta mati dengan penuh ketulusan itu lebay, mungkin hidup dia
kurang penuh arti. Hmmm... aku selalu sabar dengan hubungan jarak jauh yang
kami tempuh. Hampir 2 tahun kami menjalaninya, dan hatiku pun masih tetap milik
dia. Karena aku tak menyediakan tempat untuk laki laki yang lain, karena hanya
dengan dialah aku berjuang bersama sama, hingga sampai bisa seperti sekarang. Langsung
sebut nama saja ya? Iya, namanya lukas!
Pernah suatu hari seseorang bertanya padaku,
“sebesar apa rasa cintamu padanya, sampai sampai kau tak rela bermain dua?
Bukankah sudah lumrahnya bagi hubungan jarak jauh untuk bermain dua? Satu pria
yang kau cintai, dan satu lagi pemuas sepi sekaligus penghibur hati yang rusak
apabila lakilaki yang kau cintai menyakitimu?”
Pertanyaan itu sungguh mematikan ku dalam
hitungan detik, sebenarnya jawabannya simple. Karena AKU CINTA DIA! Namun
alsanku itu punya alasan yang bercabang lain juga. Dan aku juga tidak tau apa
yang dilakukan oleh pacarku disana, entah dia memang masih lukas yang kukenal
saat pertama kali bertemu, atau berubah menjadi lukas yang sudah dibentuk oleh
perilaku baru dikota yang dia tempat tinggali sekarang. Huh aku mulai
kehilangan akal sehat...
Aku tak mau ambil pusing, kuambil saja
handphoneku itu, dan kemudian kutekan panggilan keluar. Disitu masih tertulis
nama lukas, namun seminggu yang lalu. Ku check line,bm,whatsapp, tetap juga dia
tak punya kabar. Kemungkinanya hanya ada 3, yang pertama mungkin dia sedang
sibuk, yang kedua mungkin dia tidak ada pulsa, dan yang ketiga dia sengaja atau
sekaligus menghindar. Di usiaku yang 19 menuju 20 ini aku mengikuti kata orang
bijak, yaitu ambil postifnya saja. Walaupun tetap bertahan ditengah kepedihan.
Kuambil bantal, namun hujan itu datang lagi.
Okay, tingkat baperku mulai meningkat. Segera kuminum obat tidur sambil memeluk
bantal guling kesayanganku sambil membayangkan bantal guling itu adalah lukas.
Oalah...ternyata ini semakin membunuhku, karena tiba tiba aku merindukan
pelukan hangatnya.
Hari terus berganti menjadi bulan, hingga
akhirnya dia sama sekali tak bekabar, bukan maksudku gengsi tidak mau
menghubungi deluan, hanya saja aku Cuma ingin tahu kesungguhan dia seberapa
dalam, atau apa hanya aku saja yang bermain peran dalam kisah kami dua ini? Apa
2 tahun itu tak ada artinya? Dan apa sudah boleh aku menangis darah? Ahh
sudahlah kubiarkan saja ini semua semakin dalam, hingga waktu yang menjawab,
entah dengan cara melupakan atau dengan kami bersatu lagi dan ini hanya cobaan
bagi hubungan jarak jauh.
Tapi pikiranku tetap saja nakal, sedang apa
dia disana? Apa dia sudah makan? Apa dia sudah melupakanku? Atau dia sudah
punya pengganti yang lebih lebih dan l;ebih dari aku? terus kalaupun iya, apa 2
tahun ini hanya sekedar nasib berjalan dengan menambah kenangan, agar aku punya
cerita untuk anak-anakku kelak nanti? Sungguh ini luar biasa menyakitkan!
Jangan suruh aku nge-stalk, karena lukas
adalah pria yang jarang aktif di sosial media, kalaupun nampil mungkin dalam
setahun hanya bisa dihitung pakai jari. Itulah salah satu yang buat aku
menyukainya, itu artinya dia bukan tipe pria yang suka tebar pesona. Namun
mungkin aku harus menjilat ludahku itu sendiri, karena pada akhirnya, semua
awal yang kutemukan tak abadi di akhir. Berhianat di proses. Aku tidak tau
entah itu berhianat dalam arti mendua, atau berhianat sudah bosan. Buatku
dua-duanya tetap saja berhianat.
Sekarang, biarlah aku menyimpan tetap rasa
ini, pelan pelan ini akan sedikit terkikis oleh waktu. Walau tak dapat hilang
secara total, setidaknya berkurang. Pergilah... aku iklas atas nama bumi dan
langit. Namun yang harus kau ketahui, tak ada tempat untuk seseorang yang pergi
tanpa alasan. Dan untuk sementara waktu, percayalah ini akan sedikit
menyiksaku, tapi tak apalah... karena
aku yakin, seberapa sakit aku saat ini, aku akan mendapatkan kebahagiannya dua
kali lipat nanti.
Jaga dirimu baik baik disana ya, rindu ini
masih milikmu.
namun keretakan yang kau cipatakan, akan mulai kuinstal. Mungkin saat aku
menulis ini, aku masih mengeluarkan air mata, tapi semoga hanya aku yang
menangisimu, tapi tidak untuk dirimu. Dan semoga, kita adalah dua hal yang
memang tidak bisa bersatu namun tidak bisa untuk membenci.
Aku juga berharap jikalaupun suatu saat kita
berjumpa lagi, aku dan kau berjumpa dengan membawa pasangan masing-masing,
hingga tak ada salah satu dari kita yang masih kosong. Dan kemudian kau
memperkenalkan aku dengan dia yang sudah menggantikan posisiku, dan aku
mengenalkan mu kepada lakilaki terbaruku, yang semoga dia tidak setega apa yang
kau lakukan padaku.
Okelah, disore hari yang berbasahkan hujan,
semoga aku secepatnya bisa melupakanmu.
terima kasih, maaf dan sampai jumpa.
-yohanarivano(request by silvia korban LDR yang tak bertepi)