Pagi masih setia mendatangkan mataharinya,
awan juga masih setia menunggu matahari lelah agar awan itu bisa bekerja dengan
baik dengan menghilangkan kemarau dan mendatangkan kesejukan. Aku kurang
mengerti apa yang kurasakan ini lagi. Iya kurang ngerti....
Senyum itu, aku melihatnya lagii. Kali ini aku
bukan hanya menikmati senyumnya, namun juga aku menikmati aroma tubuhnya. Dia
menghempaskan serbahan tubuhnya ditengah angin siang hari. Matahari itu kini
tak terasa panas lagi. Padahal itu suasana terik seterik teriknya. Bagi orang
yang mengenal aku, mungkin aku salah satu wanita ter-aneh yang pernah ada.
Dimana aku sangat dan sangat takut pada matahari, membuat aku sellau
bersembunyi dibalik tubuh temanku yang sedang berjalan, agar matahari itu tidak
menghampiriku. Aku sembunyi dibalik bayangan bayangan yang bisa menjauhkan aku
dari rasa panasnya matahari.
Oke, kembali lagi kecerita awalnya. Sebenarnya
aku sempat menjauh dari pria satu ini, jangan tanyakan sebabnya. Karena jika
aku harus menceritakannya, mungkin aku butuh satu ember untuk menanmpung tangis
air mataku ini. Dan itu membuat softlentku rusak.
Aku pernah menyukaimu, dan aku pernah belajar
melupakanmu. Tapi sekarang aku gatau harus berkata apalagi. Ketika aku berjalan
sendirian kau menghampiriku dan senyum mu telah membentuk duniaku yang baru.
Aku tidak terlalu peduli apa kata orang tentangmu, yang aku tau kau selalu
membuatku tenang. Walaupun terkadang sifatmu menyebalkan. Aku jauh dibawah
umurmu, namun kuharap kau bisa memafkan sifat kekanak-kanakanku. Dan terlebih
sabar menghadapi moodku yang tak beres ini(suka berubah)
Semoga tuhan bersedia memberi kata “iya” pada
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar