Awalnya aku juga berfikir kalau mencintaimu itu
amat mudah. Semudah menghela nafas atau semudah mengucapkan kata tanpa muatan
beban. Ternyata aku salah, mencintaimu itu amat susah. Membuatku harus memilih
opsi opsi yang seharusnya kuhindari.
Harusnya
mungkin mudah, tapi entah mengapa kamu sepertinya sellau berlindung dibalik
baju besimu. Semuanya akan menjadi lebih mudah jika kau mengizinkanku masuk
lebih dalam, menelusuri apa yang berkecamuk dihatimu, yang kurang dariku, yang
membuatmu begitu cuek padaku dan merasa tertekan.
membiarkanku
tidak hanya sekedar menunggu di depan pintu gerbang yang hanya sesekali kamu
buka. Sesekali itu tidak cukup, karena masih banyak yang belum aku gali dari
sana.
setiap orang punya rahasia.
Setiap orang punya masa lalu yang tidak ingin dibagi dengan siapapun, bahkan
ketika mereka sudah berpasangan. Dan aku menghargai itu. Tidak ada niatku untuk
memaksamu memberitahunya padaku, rahasia
yang kamu simpan, atau sengaja kamu tutupi dan ingin kamu lupakan. Aku hanya ingin berperan layaknya sebagai
seorang kekasih, tempat bebagi.
bagaimana mungkin kamu tidak
mempercayaiku seperti ini? Bukankah sudah kita bivarakan sejak awal bahwa tidak
ada proses penghakiman tentang masa lalu kita masing masing. Waktu tidak pernah
berhenti di masa lalu, waktu terus berlalu dan dalam perjalanan itu kamu
bertemu aku. Tidak ada hak aku mengetahui siapa kamu di masa lalu kecuali kamu
yang menceritakannya sendiri. Aku hidup
dengan kamu yang sekarang, itu yang terpenting.
entah bagaimana lagi aku
meyakinkan bahwa aku benar benar percaya padamu. Bagaimana lagi aku membuktikan
bahwa aku benar benar jatuh cinta padamu, bukan jatuh cinta sepertyi kasihan
yang kamu katakana. Buang jauh fikiran jelek itu, karena tak sedikitpun aku
punya perasaan seperti itu. Aku tulus mencintaimu, belajar mencintaimu
tepatnya.
jalan kita tidak akan pernah
mudah, kita tahu itu. Jangan kamu buat tambah sulit dengan selalu
berlindung dalam sesuatu yang tidak aku
mengerti. Berlari menghindar dari suatu keadaan tidak akan menyelesaikan
masalah. bertopeng dalam kepalsuan tidak akan menjadikanmu siapa siapa.
Berdamailah dengan keadaan, meski aku tidak pernah tahu keadaan apa yang kamu
hindari.
setiap kamu menghindar, setiap
kamu berprasangka. Kamu telah menempatkanku pada posisi yang mempertanyakan,
apakah masih layak cinta ini dilanjutkan? Masih pantaskah kita berjalan jika
salah satu sudah saling tidak mempervayai lagi?lama lama keyakinanku goyah.
Jangan berharap berlebihan padaku tentang sesuatu, karena aku juga punya hati
untuk kuajak berdiskusi.
berubahlah, tapi jangan demi
aku
berubahlah, demi dirimu
sendiri
bukan
untukku, melainkan kebaikanmu……..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar